Kamis, 17 April 2014

Inilah 6 Alasan Kenapa Mertua Kelihatan "Nyebelin"

Inilah 6 Alasan Kenapa Mertua Kelihatan "Nyebelin"

Situs Portal Berita dan Informasi - Persepsi mertua nyebelin ketika seseorang baru atau telah menginjak sebuah perkawinan sudah melekat sejak dulu. Kadang persepsi itu pun bisa menjadi nyata dan penyebabnya tentu saja cukup beralasan. Padahal gak selalu mertua itu nyebelin loh! Kamu bisa mengatasinya dengan sabar dan tetap bersikap wajar. Berikut ini 6 alasan kenapa mertua kelihatan "nyebelin" :

1. Perbedaan Berpikir antara Menantu dan Mertua

Perbedaan berpikir seringkali jadi masalah. Apalagi jika di antara keduanya tidak ada yang mau mengalah. Itulah sebabnya antara menantu dan mertua harus ada yang mengalah jika tidak ingin hubungan yang menyebalkan terjadi.

2. Cara yang Berbeda

Cara didik, cara bersikap, cara berpikir atau cara penyampaian merupakan alasan utama yang menyebabkan pribadi seseorang akan berbeda. Jika mertua bilang demikian, meskipun dengan niat baik tapi dengan caranya sendiri, belum tentu menantunya akan dengan mudah menerima. Akibatnya, mertua bisa jadi terlihat menyebalkan.

3. "Kecemburuan" pada Sosok Baru yang Lebih Mengenal Anaknya

Hal ini seringkali menjadi alasan yang tidak disadari terutama oleh mertua. Makanya kadang mereka jadi kelihatan nyebelin terutama untuk urusan "lebih tahu" soal anaknya.

4. Menganggap Urusan Anaknya Urusan Mereka Juga

Hal ini cukup umum terjadi. Biasanya untuk anak tunggal, bungsu, atau siapa pun. Bukan berarti mereka menyebalkan, haya saja mereka masih cukup peduli terhadap anaknya dan lupa bahwa anaknya telah dewasa dan menikah.

5. Ingin agar Anak-anaknya Lebih Baik

Sebenarnya keinginan ini sangat mulia. Namun, penyikapanya kadang justru jadi sangat bertentangan. Sehingga untuk menantu yang mungkin cukup sensitif, keinginan mertua agar lebih baik ini sering ditanggapi negatif.

6. Takut Kehilangan Perhatian

Hal ini sebenarnya bisa diterima secara wajar. Mereka tidak ingin perhatian anaknya berkurang atau hilang sama sekali. Terutama untuk ibu terhadap anak laki-lakinya, dan bagi ayah terhadap anak perempuannya. Solusinya, kamu bisa mengurangi “ketakutan” itu dengan memperhatikan mereka sebagaimana anaknya.

0 komentar

Posting Komentar