Selasa, 27 Mei 2014

Mahasiswa PENS Surabaya Ciptakan E-vote, Sistem Pemungutan Suara Elektronik

 Mahasiswa PENS Surabaya Ciptakan E-vote, Sistem Pemungutan Suara Elektronik

Situs Berita Online Indonesia - Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sukses ciptakan sistem pemungutan suara elektronik atau e-vote. Teknologi yang dihadirkan memanfaatkan perangkat mobile berbasis Android.

E-vote atau electronic voting, mengacu pada penggunaan teknologi informasi pada pelaksanaan pemungutan suara. Sedangkan implementasinya sendiri sangat bervariasi. Lantas, bagaimana sistem yang dibesut mahasiswa PENS Surabaya?

    “Jika KPU tahun ini telah mewacanakan e-vote melalui e-KTP pada pelaksanaan Pemilu 2014, maka kami telah memakai konsep itu sejak tahun lalu untuk memilih ketua dan wakil HIMA TI,” dimikian kata Raizal Islami Nursyah Pregnanta, satu mahasiswa Prodi TI PENS.

Tahun lalu, mereka telah terapkan teknologi tersebut dengan konsep “just click”. Kini, teknologi itu dikembangkan ke perangkat bergerak berbasis Android dengan konsep “just touch”. Tidak ada yang rumit dalam pembuatannya. Bahkan, para mahasiswa PENS ini bisa mewujudkannya dengan biaya minim dalam waktu satu setengah bulan saja.

Dalam pada itu, secara teknis tekonologi yang digunakan diantara keduanya tidak miliki perbedaan berarti. Hanya dilakukan sedikit perbaikan pada sejumlah kekurangan yang ditemukan sebelumnya.

    “Untuk teknis Daftar Pemiliih Tetap (DPT), saya menggunakan sistem verifikasi ganda. Saya menggunakan data base dari himpunan, kemudian dicocokkan dengan data base dari pihak PENS agar kesalahan nama, NRP, dan sebagainya dapat diminimalkan, sehingga valid,” tambahnya.

Kemudian, di program e-vote tersebut memakai tiga status pemilih: belum memilih, sudah memilih, dan batal memilih. Sistem pemilihannya sendiri terdiri dari tigra program utama yakni registrasi awal, program bilik, dan registrasi akhir.

Jika suatu saat KPU akan gunakan sistem e-vote dalam proses penyelenggaraan pesta demokrasi, bisa jadi akan menghemat anggaran dan waktu. Tak perlu lagi mencetak ratusan juta lembar kertas suara dan menunggu hingga berbulan-bulan hanya untuk mengetahui hasil akhir perolehan suara di Pemilu.

0 komentar

Posting Komentar